Khabar Dari Jordan (1)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...


Monday, March 1, 2010

Detik2 kematian Rasulullah


Pagi itu,walaupun langit telah mulai menguning,burung-burung gurun enggan mengepakkan sayap.Rasulullah dengan suara terbatas memberikan khutbah,"Wahai ummatku,kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya.Ku wariskan dua perkara pada kalian,Al Qur'an dan sunnahku.Barang siapa mencintai sunnahku,bererti mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku,akan masuk syurga bersama-sama aku."

Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang tenang dan penuh minat menatap sahabatnya satu persatu.Saidina Abu Bakar as SiddiQ menatapmata itu dengan berkaca-kaca,Saidina Umar al-Khattab dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya.Saidina Usman bin Affan menghela nafas panjang dan Saidina Ali b ABi Talib menundukkan kepalanya dalam-dalam.Isyarat itu telah datang,saatnya sudah tiba.
"Rasulullah akan meninggalkan kita semua,"keluh hati semua sahabat kala itu.

Manusia tercinta itu hampir selesai menunaikan tugasnya di dunia.Tanda-tanda itu semakin kuat,tatkala Saidina Ali dan Saidina Fadhal dengan cergas menangkap Rasulullah yang berkeadaan lemah dan goyah ketika turun dari mimbar.Disaat itu,kalau mampu,seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu.Matahari kian tinggi,tapi pintu rumah Rasulullah masih tertutup.Sedang didalamnya,Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam.

"Bolehkah saya masuk?" tanyanya.

Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk,"Maafkanlah,ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata danbertanya pada Fatimah,
"Siapakah itu wahai anakku?"


"Tak tahulah ayahku,orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut.

Lalu,Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan.Seolah olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.

"Ketahuilah,dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara,dialah yang memisahkan pertemuan di dunia.Dialah malakul maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya.

Malaikat maut datang menghampiri,tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya.Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut roh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.

"Jibril,jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah.

"Pintu-pintu langit telah terbuka,para malaikat telah menanti rohmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril.

Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega,matanya masih penuh kecemasan.

"Engkau tidak senang mendengar khabar ini?" Tanya Jibril lagi.

"Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?"

"Jangan khawatir,wahai Rasul Allah,aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku:

'Kuharamkan syurga bagi siapa saja,kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.

Detik-detik semakin dekat,saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan roh Rasulullah ditarik.Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh,urat-urat lehernya menegang.

"Jibril,betapa sakit sakaratul maut ini."Perlahan Rasulullah mengaduh.



Putri Rasulullah saw Fatimah datang, dia menangis, dia menangis karena dia terbiasa setiap kali datang kepada Nabi saw, Nabi saw berdiri menyambutnya dan mencium keningnya, akan tetapi kali ini Nabi saw tidak mampu berdiri untuknya. Rasulullah saw berkata kepada Fatimah, "Mendekatlah kemari wahai Fatimah." Rasulullah saw berbisik kepadanya di telinganya, maka Fatimah menangis. Kemudian beliau berkata kepadanya untuk kedua kalinya, "Mendekatlah kemari ya Fatimah." Rasulullah saw berbisik kepadanya dan Fatimah tertawa. Setelah Rasulullah saw wafat, Fatimah ditanya tentang hal itu, maka dia menjawab, beliau berkata kepadaku, “Wahai Fatimah aku mati pada malam ini.” Maka aku menangis. Kemudian beliau berkata kepadaku, “Wahai Fatimah, kamu adalah keluargaku pertama yang menyusulku.” maka aku tertawa.


Fatimah terpejam,Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.

"Jijikkah kau melihatku,hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.

"Siapakah yang sanggup,melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril.

Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik,kerana sakit yang tidak tertahankan lagi.

"Ya Allah,dahsyat nian maut ini,timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku,jangan pada umatku."


Lalu Nabi saw bersandar di dada Aisyah istrinya. Aisyah berkata, beliau mengangkat tangannya dan pandangannya ke langit, kedua bibirnya bergerak, yang terdengar oleh Aisyah adalah, “Bersama orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhada` dan shalihin, ya Allah ampunilah aku dan rahmatilah aku, dan kembalikan aku kepada ar-Rafiq al-A’la, ya Allah ar-Rafiq al-A’la.” Kata terakhir terulang tiga kali dan tangannya luruh.
Badan Rasulullah mulai dingin,kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Saidina Ali segera mendekatkan telinganya.

"Uusiikum bis salati,wa maa malakat aimanukum,peliharalah solat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu."

Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan,sahabat saling berpelukan.Saidatina Fatimah az-Zahra' menutupkan tangan di wajahnya, dan Saidina Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.

"Ummatii,ummatii,ummatiii?" - "Umatku, umatku, umatku"


Perisitwa besar ini terjadi di waktu dhuha pada hari Senin 12 Rabi’ul Awal tahun 11 H, usia beliau padsa saat itu enam puluh tiga tahun lebih empat hari.

Anas berkata, “Aku tidak pernah melihat satu hari pun yang lebih baik dan lebih bersinar daripada hari kedatangan Rasulullah saw, dan aku tidak melihat satu hari pun yang lebih buruk dan lebih gelap daripada hari kematian Rasulullah saw.

No comments:

Post a Comment

.::Imam Hassan Al-Banna::.

Demi Allah Yang Maha Esa, Sesungguhnya tidak disediakan jalan yang mudah untuk menuju cinta Mu..menitis air mata tatkala merindu…menitis air mata tatkala merasakan semakin menjauh…tetapi janji Allah tetap segar dan mekar tanpa pengkhianatan..kerana ku tetap yakini..Allah menyatakan “Wajiblah cintaKu kepada orang-orang yang berkasih sayang kepadaKu”